Di posting kali ini mari kita mengenal lebih dekat Buah Melinjo. Buah yang bentuk dan warnanya imut ini sebenarnya banyak digunakan dalam kuliner Indonesia
seperti
sayur asem,
sayur lodeh, atau dibuat makanan kecil yang disebut emping
. Namun akhir-akhir ini pamornya menurun bahkan buah ini dihindari terutama oleh orang-orang yang sudah berumur. Hal ini terjadi karena adanya berita bahwa melinjo dapat menyebabkan penyakit gout atau lebih dikenal dengan nama
asam urat (hiperurisemia).
Sebenarnya hampir semua bagian tanaman melinjo dapat dimanfaatkan. Kecuali batang dan kayunya, itupun masih bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar tentu saja. Hihihi....
Ada beberapa fakta lagi yang mengagetkan, ternyata kulit melinjo yang berwarna merah merupakan sumber antioksidan yang handal dengan kandungan pro vit A yang sangat tinggi dan mineral lain.
Dan melinjo ini merupakan tumbuhan purba, kenapa disebut tumbuhan purba? Karena tumbuhan berbiji tunggal ini secara evolusi dekat hubungannya dengan monokotil lain yang masih eksis yaitu gingko biloba (spesies pohon tertua yang telah tumbuh 150-200 juta tahun
banyak dijumpai di Jepang, dengan demikian dapat dipastikan sama dengan melinjo.
Selain itu kegunaannya juga serupa yaitu sebagai tonik otak yang dapat memperkuat daya ingat, mempunyai sifak antioksidan dan mempunyai peranan penting dalam memerangi radikal bebas yang semuanya itu akan mencegah penuaan dini dan lebih istimewa lagi akan menunda dan menghindari kepikunan.
Gangguan Asam Urat vs Melinjo
Anggapan bahwa melinjo dapat menyebabkan asam urat itu hanyalah fitnah terhadap melinjo saja (keesiaaann..). Bagaimana sebenarnya hubungan melinjo dengan gangguan asam urat? Apa sebenarnya asam urat itu sendiri? Berikut saya kutib dari sebuah rubrik gizi kesehatan.
"... Asam urat adalah produk akhir dari metablisme purin (salah satu unsur protein yang terdapat dalam setiap inti sel makhluk hidup). Sel-sel tubuh yang menua akan dihancurkan untuk menghasilkan sel-sel tubuh yang baru._ Proses penghacuran itu menghasilkan urid acid atau asam urat, jadi sekitar 2/3 asam urat berasal dari tubh manusia itu sendiri, _selanjutnya asam urat akan dilepas ke dalam darah kemudian disaring ginjal dan dibuang melalui urin. Dalam darah sertiap orang juga mengandung asam urat. batas normal bagi pria adalah 3 1/2 - 7 mg/dl dan wanita 2,6 - 6 mg/dl. Selama kadar asam urat berada dalam batas tersebut dan ginjal berfungsi dengan baik maka tidak ada keluhan dan gangguan. Adanya gangguan metabolisme purin ditambah asupan purin dari makanan dapat memicu terjadinya peningkatan asam urat dalam darah. Bila kadarnya dalam darah melebihi ambang batas normal, berarti seseorang sudah dikatakan menderita asam urat tinggi yang dikenal dengan penyakit gout.
Tanda-tanda penyakit gout selain kadar asam urat meningkat juga terjadi penumpukan garam urat, pada sendi-sendi kaki dan tangan. Sendi-sendi bengkak berwarna merah dan terasa sangat sakit bila tersentuh sedikit saja. Hal ini kadang salah diartikan sebagai nyeri sendi karena rheumatik . Penderita menjadi takut dan mulai sangat hati-hati dalam mengkonsumsi makanan.
Padahal banyak makanan seperti sayuran maupun kacang-kacangan yang justru harus ditingkatkan konsumsinya, tapi karena ketakutan yang berlebih justru sering dihindari, yang dapat mengakibatkan kurang gizi dan dapat menimbulkan penyakit lainnya yang lebih berbahaya.
Berikut ini dapat dijadikan sebagai petunjuk agar kadar asam urat tidak terus meningkat :
1. Makanan yang dihindari
- Sardines, kerang- kerangan
- Jeroan seperti hati,limpa, paru, ginjal, jantung, otak, usus, dan babat
- Ekstrak atau kaldu daging, bebek, angsa, dan burung
- Alkohol dan ragi misalnya tape (kandungan purin per 100 gram bahan antara 150 - 800 mg)
2. Makanan yang dibatasi
- Hewani seperti daging merah, ayam, ikan (tongkol, tengiri, bawal, bandeng)
- Nabati seperti kacang polong, buncis, kembang kol, bayam, jamur, daun singkong, kangkung, melinjo dibatasi maksimal 50 gr per hari (kandungan purin per 100 gram bahan antara 50-150 mg)
3. Makanan yang diperbolehkan
- Semua jenis buah-buahan , sayuran kecuali yang disebut di atas, teh, kopi, maupun yang bersoda.
Dengan demikian melinjo yang umumnya dikonsumsi kurang dari 50 gram tidaklah perlu dirisaukan kecuali mengkonsumsi emping lebih dari takaran tersebut. ...."
Demikian sedikit ulasan tentang buah melinjo yang ternyata tidak menakutkan seperti cerita-cerita yang sudah terbangun.